Bab Firman Allah Surat Al-Isra ayat 110
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Qatadah
Bab Firman Allah Surat Al-Isra’ ayat 110 merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Qotadah. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 01 Ramadhan 1442 H / 13 April 2021 M.
Kajian Islam Ilmiah Tentang Bab Firman Allah Surat Al-Isra’ ayat 110
Pada kajian kali ini kita masuk ke bab yang kedua dari kitab Tauhid, dimana bab yang pertama adalah bab menyeru kepada tauhid. Ini menunjukkan bahwa inti Allah menurunkan Al-Qur’an, mengutus para Nabi, mengutus para Rasul dan menciptakan manusia adalah untuk bertauhid.
Pembahasan di dalam akhir Kitab Shahih Bukhari membahas tentang tauhid asma’ dan sifat. Secara global bab ini menjelaskan bagaimana sifat orang-orang yang menyelisihi aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, yaitu dari kalangan Mu’tazilah dan Jahmiyah.
Beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala mencakup 4 poin, yaitu:
- Beriman kepada adanya Allah Subhanahu wa Ta’ala.
- Beriman kepada rububiyah Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu beriman bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala pencipta, pemilik, pengatur alam semesta. Artinya beriman bahwa Allah yang menghidupkan, mematikan, dan memberi rezeki kepada manusia.
- Beriman kepada uluhiyah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita beriman bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Dzat yang berhak disembah dan yang lainnya adalah batil.
- Beriman kepada nama dan sifatNya. Kita beriman bahwa Allah memiliki nama dan sifat. Yang mana nama-nama dan sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Sempurna, tidak sama dengan nama dan sifat makhlukNya.
Ahlus Sunnah menetapkan apa yang ditetapkan Allah di dalam kitabNya, dan menetapkan apa yang ditetapkan oleh baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam sunnahnya.
Kita menetapkan bagi Allah nama-nama dan sifatNya dengan tanpa menyamakan dengan sifat makhlukNya, dengan tanpa mengingkari salah satu pun di antara nama dan sifat Allah Ta’ala, dengan tanpa menyelewengkan maknanya, dengan tanpa menyebutkan tentang kaifiyah sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala karena tidak ada satu orang pun dari makhluk ini yang mengetahui bagaimana kaifiyah dari sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ada sejumlah kelompok yang menyimpang tentang masalah nama dan sifat. Yaitu tiga kelompok besar:
- Jahmiyah, mereka mengingkari semua nama-nama dan sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Menurut mereka bahwa kalau menetapkan nama dan sifat punya konsekuensi menyamakan Allah dengan makhlukNya.
- Mu’tazilah, mereka menetapkan nama Allah tetapi tidak menetapkan sifatNya. Menurut mereka kalau menetapkan nama Allah tidak menyamakan Allah dengan makhluk, tetapi kalau menetapkan sifat maka itu punya konsekuensi menyamakan Allah dengan makhluk.
- Menetapkan nama Allah dan menetapkan sebagian sifat Allah Ta’ala dan mengingkari sebagian sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ahlus Sunnah adalah ahlul haq. Yaitu yang menetapkan semua nama Allah dari nama-nama yang Allah tetapkan dalam Al-Qur’an ataupun ditetapkan oleh baginda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sunahnya. Kemudian menetapkan semua sifat Allah Ta’ala dari semua sifat yang Allah telah tetapkan di dalam Al-Qur’an ataupun ditetapkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sunahnya.
Bab firman Allah Surat Al-Isra’ ayat 110
Imam Al-Bukhari mengatakan:
باب قول الله تبارك وتعالى: {قل ادعوا الله أو ادعوا الرحمن}
“Bab tentang firman Allah Ta’ala: “Serulah Allah, Serulah Ar-Rahman.”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لاَ يَرْحَمُ اللَّهُ مَنْ لاَ يَرْحَمُ النَّاسَ
“Allah tidak mengasihi/menyayangi/merahmati orang-orang yang tidak bersikap kasih sayang dengan sesama manusia.”
Kemudian dalam hadits yang kedua, yaitu hadits Usamah bin Zaid Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu, beliau berkata: “Kami berada di sisi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kemudian waktu itu datanglah utusan dari salah seorang putrinya, dimana ia menyeru untuk mendatangi anaknya yang mendekati sakaratul maut. Lalu Nabi bersabda:
ارْجِعْ فَأَخْبِرْهَا أَنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ، وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلُّ شَىْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى، فَمُرْهَا فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ
“Pulanglah dan kabarkan kepadanya, bagi Allah untuk mengambil, dan baginya apa yang diberikan Allah, segala sesuatu di sisiNya telah ditetapkan, perintahkan kepadanya agar sabar dan berharap pahala akan musibah yang menimpa kepadanya.”
Disaat itu mengalirlah air mata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Lalu Sa’ad bin Mu’adz berkata: “Ya Rasulullah, apa ini?” Dalam riwayat lain mengatakan: “Engkau telah melarang menangis, tetapi kenapa engkau menangis?”
Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
هَذِهِ رَحْمَةٌ جَعَلَهَا اللَّهُ فِى قُلُوبِ عِبَادِهِ وَإِنَّمَا يَرْحَمُ اللَّهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ
“Ini adalah rahmat, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan rahmat itu pada hati hamba-hambaNya. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan merahmati hambaNya orang-orang yang memiliki sifat rahmat.”
Ini bab yang sangat mulia. Menjelaskan tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Imam Bukhari ingin menjelaskan tentang beberapa poin penting di dalam bab ini.
Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini..
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50090-bab-firman-allah-surat-al-isra-ayat-110/